Studi Kasus 1
Egi Dwi Septian, 1IA14, 52413791
MENGKRITISI/MEMBERIKAN ANALISIS DARI
SUDUT PANDANG KOMUNIKASI DAN HUMAN RELATION
Pelamar
Kerja
Di California,
seorang Manajer SDM di sebuah perusahaan manufaktur, akan mewawancarai seorang
pelamar kerja untuk ditempatkan di bagian pengontrolan pabrik. Tidak lama,
pintu terbuka dan seorang pemuda berkulit hitam masuk ke dalam ruangan. Tanpa melihat sang manajer, pemuda
tersebut menarik kursi terdekat, dan tanpa dipersilahkan, ia langsung duduk. Ia
tidak melihat wajah manajer tersebut malah melihat ke lantai. Manajer terkejut
dengan perilaku pemuda tersebut. Meskipun wawancara belum dimulai dan posisi
yang dibutuhkan tidak memiliki keterampilan sosial yang kuat, dapat dipastikan
pemuda tadi tidak akan lolos seleksi.
·
SUDUT
PANDANG KOMUNIKASI
Pada
kasus tersebut, mungkin sang pelamar kerja malu dan juga tidak percaya diri. Sehingga
komunikasi yang teberntuk antara pelamar kerja dan sang manajer menjadi kurang
baik, hal itu memberi anggapan kepada manajer bahwa sang pelamar berkulit hitam
tersebut kurang kompeten dalam hal komunikasi, apalagi pekerjaan yang
ditawarkan adalah di bagian pengontrolan pabrik, yang menurut saya komunikasi
sangat diutamakan. Seharusnya sang pelamar kerja lebih percaya diri saat
wawancara, dan menampilkan kemampuan dirinya sehingga sang manajer terkesan.
·
SUDUT
PANDANG HUMAN RELATIONS
Apabila
dilihat dari sudut pandang human relations, pada kasus ini tentu saja human
relations yang terjalin antara sang pelamar kerja dan sang manajer menjadi “awkward”,
itu disebabkan karena sang pelamar tidak menatap muka sang manajer. Manajer
juga bisa menganggap sang pelamar kurang dalam kesopanannya, karena dia
langsung duduk tanpa dipersilahkan, padahal menurut saya etika yang baik
sebelum wawancara itu adalah berjabat tangan terlebih dahulu, apabila sudah
dipersilahkan duduk baru kita duduk. Sangat disayangkan sekali, mungkin sang
pelamar grogi berlebihan, seharusnya sang pelamar lebih percaya diri.
0 komentar:
Posting Komentar