Saya
mulai mengenal internet pada saat saya duduk di kelas 5 SD, saat itu saya rindu
sekali dengan serial anime berjudul “Digimon Adventure” yang sudah jarang
ditayangkan lagi di televisi, karena saya sangat ingin melihatnya lagi, saya
menanyakan kepada salah satu teman yang kebetulan sering berkunjung ke warung
internet atau WARNET. Dia mengatakan serial anime yang saya rindukan itu bisa
disaksikan kapan saja di internet. Karena perkataannya, saya mulai tertarik
berkunjung ke warnet. Pada awalnya saya bingung bagaimana caranya mengakses
internet, untungnya ada teman saya yang memandu saya mengakses internet dan
memberikan informasi tentang situs yang dapat digunakan untuk menyaksikan
serial anime yang saya inginkan itu, situsnya bernama “YouTube.com”. Walaupun koneksi datanya masih tergolong
lambat dan bahasa dari serial animenya tidak saya mengerti, saya sangat senang
sekali bisa menyaksikan kembali serial anime itu. Youtube membuat saya
ketagihan untuk berkunjung ke warnet, tetapi ada saat dimana saya bosan
mengakses youtube karena koneksi data di warnet yang saya kunjungi sangat
lambat untuk mengakses youtube, jadi saya mulai mencari gambar-gambar digimon.
Saya pernah mendengar situs “google.com” dari teman, katanya, kita bisa
mendapatkan gambar yang kita inginkan di situs itu, dan ternyata memang benar
saya bisa mendapatkan gambar digimon yang saya inginkan dari google dan
mencetaknya di kertas.
Seiring
berjalannya waktu saya mulai mahir menggunakan internet dan dapat menguasai browser,
sampai pada saat saya duduk di kelas 6 SD saya mengenal situs sosial media “Friendster.com”
dan game online. Friendster adalah situs sosial media pertama yang saya kenal.
Friendster memberi saya pelajaran tentang e-mail, karena untuk membuat akun Friendster
dibutuhkan e-mail. Pada saat yang
bersamaan saya mulai mengenal situs pembuatan e-mail yaitu “yahoo.com”. Membuat
email termasuk sulit bagi saya saat itu, karena saya kurang mengerti bahasa
dari formulir yang disediakan oleh yahoo, tetapi karena bantuan operator warnet
akhirnya saya dapat membuat e-mail, dan juga akun Friendster. Dengan Friendster, saya bisa terhubung dengan
teman-teman alay saya, dan juga mengungkapkan
isi hati dan pikiran kapanpun saya mau. Dengan display name dan juga profile yang
sangat ramai bak pasar malam, kita pun bisa bercanda ria dan berbagi komentar di
situs Friendster ini. Beberapa saat setelah saya mengenal Friendster, saya
mendapatkan informasi tentang game online “Ayo Dance” atau “Audition”,
penasaran dengan game ini akhirnya saya berpindah lokasi warnet dan mulai membuat
akun ayodance. Membuat akun ayodance juga membutuhkan e-mail, untungnya saya
sudah memilikinya, jadi tidak ada kendala bagi saya untuk membuat akun ayodance
ini. Saya pun mulai ketagihan game online. Bermain game online menjadi
kebiasaan untuk saya saat itu. Kebiasaan ini menguras kantong saya, selain
membayar sewa warnet, saya juga menghabiskan banyak sekali uang untuk membeli
voucher ayodance.
Setahun
kemudian, saya mulai berubah menjadi personal yang lebih buruk. Saat itu saya
duduk di kelas 7, sekolah menjadi nomor 2 bagi saya, indeks prestasi terjun
bebas, dan anehnya saya tidak peduli dengan semua itu. Lebih buruknya saya
mulai mengenal game-game online lainnya. Suatu hari, saya kehilangan id
ayodance saya yang penuh dengan cash dan item mahal, saya sangat terpukul,
tetapi anehnya saya kembali membuat akun dan juga kembali membeli voucher. Saya
seperti hidup di dalam warnet, hidup dalam ayodance lebih tepatnya, tidak
peduli dengan prestasi. Orang tua saya pun mulai khawatir karena uang untuk
keperluan sekolah saya gunakan untuk membeli voucher game online. Karena jalan
Allah swt., id ayodance saya yang kedua yang juga penuh dengan cash di hack
orang lain, saat itu saya tidak mau lagi main ayodance dan berhenti main game
online, dan ternyata selama saya berhenti main game online indeks prestasi saya
di kelas kembali pada jalurnya, dan saya pun mulai berfikir untuk vakum.
Berhenti
main game online bukan berarti berhenti menggunakan internet, pada saat vakum
main game online saya tetap menggunakan internet seperlunya, contohnya untuk
mencari tugas. Internet sangat berguna untuk membantu saya menyelesaikan
tugas-tugas dari guru, bahkan tidak jarang guru SMP saya memerintahkan untuk
mencari informasi tentang edukasi di internet. Contoh lainya juga untuk
memenuhi kebutuhan social saya. Selain Friendster, pada kelas 8 SMP saya mulai
mengenal facebook. Di Facebook display name yang ramai sudah bukan jamannya lagi,
saya dan teman-teman lebih suka memasang nama lengkap, kita juga lebih sering
mengungkapkan isi hati dan pikiran, dan lebih menariknya facebook menyediakan
fasilitas chatting yang bisa kita gunakan. Sisi alay berpindah ke sisi alay
lainnya dari alay yang memasang display name yang ramai
menjadi alay yang mengupdate status
setiap 2 menit, tapi itu tidak masalah selama status kita tidak merugikan orang
lain. Facebook membuat saya mengenal internet mobile, jadi saya dapat mengakses
facebook di handphone dan tidak perlu berkunjung ke warnet. Fase internet
mobile di hidup saya mulai saat itu, saya juga mulai menenal handphone brand
blackberry. Saat memiliki blackberry saya mulai mengenal situs social media
twitter, dan aplikasi chatting blackberry messanger. Karena sudah kenal twitter
dan blackberry messanger, saya jadi jarang membuka akun facebook saya, saya
lebih suka ng-alay di twitter.
Twitter membuat saya dan teman-teman saya mengupdate status selama kira-kira 30
detik sekali, level alay pun
meningkat. Fase ini berlangsung selama kurang lebih sampai saya duduk dikelas
11 SMA.
Pada
saat kelas 12 SMA saya lebih fokus ke pelajaran di sekolah, karena saya juga
memikirkan masa depan saya. Saya jadi lebih jarang mengupdate status di
twitter, BBM pun seperlunya. Suatu hari saat menunggu kelulusan perasaan bosan muncul,
karena saya lebih sering diam di rumah, internet-pun membantu saya untuk
terhubung dengan teman-teman dan juga orang tua saya, jadi rasa bosan itu pun
berkurang. Internet juga membantu saya
untuk mencari informasi tentang Perguruan Tinggi. Selama menunggu kelulusan
ternyata saya kembali main game online, kali ini “Digimon Master Online”
membuat saya tertarik. Bagaimana tidak, ternyata anime yang saya idolakan dari
zaman saya tk ternyata saat itu ada game onlinenya. Saya pun menghabiskan
banyak uang dan waktu. Saat itu internet sudah disediakan dirumah saya jadi
tidak perlu ke warnet lagi, saya pun bisa memainkan game online itu kapanpun
dirumah. Saya main game online ini sampai sekarang bahkan saya juga main game
online lainnya yaitu “Dragon Nest”. Jangan khawatir, saya semakin dewasa jadi
saya bisa mengatur waktu dan perencanaan hidup saya. Walaupun saya main game
online lagi tapi sekarang saya sadar, saya harus lebih mementingkan kuliah
saya. Sekarang saya sudah menjadi mahasiswa tingkat 2 di Universitas Gunadarma,
dan ternyata saya masih menggunakan internet sampai saat ini. Selain untuk
keperluan kuliah, saya juga menggunakannya untuk menunjukkan
kemampuan saya dibidang musik, saya juga menguploadnya di semua sosial media yang saya miliki contohnya “soundcloud”
dan juga “Instagram”. Internet menemani saya dari pribadi yang alay menjadi pribadi
yang insya Allah berguna, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk
orang lain.
“You
can’t change your past, but you can let go and start your future” – Quinn Fabray,
Glee.
0 komentar:
Posting Komentar